KATA
PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam tak lupa
saya penulis panjatkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW beserta para
keluarga, sahabat dan para umatnya yang insyaallah setia sampai akhir jaman.
Makalah ini disusun guna melengkapi tugas Ilmu Budaya Dasar. Dalam penyusunan
makalah ini, dengan kerja keras dan dukungan dari berbagai pihak, saya telah
berusaha untuk dapat memberikan serta mencapai hasil yang semaksimal mungkin
dan sesuai dengan harapan, walaupun di dalam pembuatannya saya menghadapi
berbagai kesulitan karena keterbatasan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang
saya miliki.
Oleh sebab itu pada kesempatan ini, saya ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya khususnya kepada Bapak Choirul Umam selaku dosen pembimbing
Ilmu Budaya Dasar. Saya menyadari bahwa dalam penulisan dan pembuatan penulisan
ilmiah ini, masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik
yang membangun sangat saya butuhkan untuk dapat menyempurnakannya di masa yang
akan datang. Semoga apa yang disajikan dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi
saya dan teman-teman maupun pihak lain yang berkepentingan.
Depok, 9 April 2014
Penulis
Ancer Afriono
BAB I
PENDAHULAN
1.1 Latar Belakang
Manusia didunia ini dihadapkan pada
dua cobaan yaitu cobaan yang mengembirakan dan cobaan yang menyusahkan. Cobaan
tersebut berupata tahapan dan rintangan yang menguji manusia dalam kehidupan
apabila mampumenyelesaikan dengan baik akan mewndapatkan pahala dan bila
mengingkarinya ketentuan yang ada akan tenggelam dalam penderitaan di
akhirat kelak.
Terkadang
manusia terbuai pada kegembiraan, padahal kegembiran juga cobaan. Manusia
seringkali tergelincir akibat keterlenaan dan berlebihan serta melampaui
batatas dan berujung pada penderitaan. Sementara ada pula yang
menghadapi cobaan yang menyusahkan namun tidak kuat menjalani cobaan. Orang
tersebut menjadi frustasi dan meluapkan emosi tanpa kontrol. Sikap seperti itu
malah semakin menambah penderitaan. Adapula ketika merasa kesabaran sudah
dibatas perjuangan berhenti melakukan perjuangan padahal keinginan yang
diharapkan selangkah lagi tercapai sehingga tetap pada pendedritaan
dan menyesal ketika harapan yang dicitakan berlalu begitusaja dihadapanya. Ada
pula yang menjalani hidup dengan sikap noverkonviden (bermain aman), tidak mau
menghadapi masalah atau lari ndari masah namun yang terjadi mendapati pada
suatu penderitaan. Ada pula yang mencoba berkelik dari masalah dan hanya
mengincar kebahagiaan dunia namun di akhirat berujung pada penderitan.
Manusia di dunia ini tidak akan pernah
lepas dari yang namanya masalah baik yang menyusahkan atau yang
menggembirakan. Masalah timbul karena adanya kesenjangan antara harapan dan
kenyataan. Proses dalam menghadapi kesenjangan seringkali dihadapkan pada
lika-liku kehidupan yang sering dianggap sebagai suatau penderitaan.
Susah
maupun senang merupakan dua agenda yang silih berganti tejadi dalam kehidupan
manusia. Habis susah ada senang dan habis senang ada susah. Manusia selalu
untuk berusaha menjadi lebih baik. Manusia perlu menjalani proses di dunia ini
untuk mencari bekal untuk akherat dengan menjalani suka duka yang ada di
dunia.
Manusia
juga dituntut untuk keimanan Terhadap Tuhannya baik duka maupun duka untuk
semakin mendekatkan diri. Manusia sepatutnya bukan mengeluh dan meratapi
penderitaan. Namun harus bangkit mengolah penderitaan menjadi sesuatu yang
bernilai lebih berharga. Dan terus belajar menelusuri kehidupan karena
ada hikmah dibalik penderitaan.
Penderitaan datang tak terduga
begitupula kebahagian datang dari celah tak terduga. Sehingga manusia dituntut
untuk siap siaga dalam menghadapi suka maupun duka di kehidupan ini. Dan
sepatutnya kita berani menghadapi dalam menyelesaikan persoalan hidup ini,
tidak pilih-pilih saat senang semangat sat susah loyo, atau saat duka tabah
saat senang tidak bersukur. Kita perlu belajar dari pengalaman dan cepat bankit
saat tergelincir.
Semangat
juga bukan semangat yang melampaui batas, dan berusaha
menenenagkan hati, sabar menghadapi penderitaan hati iklas lilahita
ala mengharap ridho Allah. Karena solusi-solusi saat menghadapi penderitaan
akan mudah muncul saat hati tenang dan berfikir jernih. Berbeda dengan
tergesa-gesa menyebabkan solusi di depan mata terlihat jauh. Dan terkadang hal
penunjang terabaikan sehingga menambah masalah baru. kita juga bukan hanya
menunggu desakan solusi tapi perlu menyambut solusi.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas maka dapat di rumuskan sebagai berikut :
1.
Apa pengertian dari penderitaan?
2. Apa hubungan manusia dengan penderitaan?
3. Bagaimana cara manusia menghadapi penderitaan?
4. Apa saja sebab-sebab terjadinya penderitaan?
5. Apa pengaruh dari penderitaan yang di hadapi manusia?
2. Apa hubungan manusia dengan penderitaan?
3. Bagaimana cara manusia menghadapi penderitaan?
4. Apa saja sebab-sebab terjadinya penderitaan?
5. Apa pengaruh dari penderitaan yang di hadapi manusia?
1.3 Tujuan Penulisan Makalah
Adapun tujuan dilakunkanya penulisan makalah ini adalah :
1.
Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian penderitaan
2.
Mahasiswa dapat memahami hubungan manusia dengan penderitaan.
3. Mahasiswa dapat menemukan solusi dalam menghadapi penderitaan
3. Mahasiswa dapat menemukan solusi dalam menghadapi penderitaan
4.Mahasiswa
dapat memahami penyebab terjadinya penderitaan
5.
Mahasiswa dapat memahahami pengaruh penderitaan yang di hadapi dalam kehidupan
manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Penderitaan
Penderitaan
berasal dari kata dasar derita. Sementara itu kata derita merupakan serapan dari
bahasa sansekerta, menyerap kata dhra yang memiliki arti menahan atau
menanggun. Jadi dapat diartikan penderitaan merupakan menanggung sesuatu yang
tidak meyenakan. Penderitaaan dapat muncul secara lahiriah, batiniah atau
lahir-batin. Penderitaan secara lahiriah dapat timbul karena adanya intensitas
komkosisi yang mengalami kekurangan atau berlebihan, seperti akibat kekurangan
pangan menjadi kelaparan, atau akibat makan terlalu banyak menjadi kekenyangan,
tidak dapat dipungkiri keduanya dapat menimbulkan penderitaan. Adapula kondisi
alam yang ekstrem, seperti ketika terik matahari membuat kepanasan, atau saat
kehujanan membuat kedinginan.
Ada
pula penderitaan yang secara lahiriah seperti sakit hati karena dihina, sedih
karena kerabat meninggal, putus asa karena tidak lulus ujian. Atau penyesalan
karena tidak melakukan yang diharapkan. Sementara yang lahir-batin dapat muncul
dikarenakan penderitaan pada sisi yang satu berdampak pada sisi yang lain atau
dengan kata lain penderitaan lahiriah memicu penderitaan batiniah atau
sebaliknya. Misal akibat kehujanan badan menjadi kedinginan namun tidak ada
tempat berteduh akibatnya mendongkol, risau atau menangis. Ada pula karena
putus asa tidak lulus ujian menjadi tidak mau makan dan menimbulkan perut
sakit.
Intensitas
penderitaan bertingkat-tingkat, dari yang terberat hingga ringgan. Persepsi
pada setiap orang juga berpengaruh menentukan intensitas penderitaan. Suatu
kejadian dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu dianggap penderitaan
bagi orang lain. Dalam artian suatu permasalahan sederhana yang
dibesar-besarkan akan menjadi penderitaan mendalam apabila disikapi secara
reaksioner oleh individu. Ada pula masalah yang sangat urgen disepelekan juga
dapat berakibat fatal dan menimbulkan kekacauan kemudian terjadi penderitaan.
Manusia
tidak dapat mengatakan setiap situasi masalahnya sama, penderitaanya sama
solusinyapun sama. Penderitaan bersifat universal dapat datang kepada siapapun
tidak peduli kaya maupun miskin, tua maupun muda. Penderitaan dapat muncul kapanpun
dan dimanapun. Semisal saat seminar di siang hari, suasana pengap, ada kipas
anginpun masih kipas-kipas membayangkan ruang ber AC, dan pulang tidur
merentangkan badan di kasur empuk. Atau makan buah segar dan minum air dingin.
Namun pasien rumah sakit di ruang VIP, tidur di kasur empuk ruang ber-AC,
banyak buah segar dan air segar di kulkas, merasa tidak betah dan ingin cepat
pulang. Ada lagi orang yang tidak mempunyai uang merasa menderita tidak dapat
wisata saat liburan, namun ada pula orang yang berpergian membawa uang banyak
tanpa bekal hendak liburan ternyata mobil mogok di daerah yang jauh dari
permukiman, dan saat makan siang tiba, rasa lapar mulai muncur, ternyata uang
tidak dapat menolong dari penderitaan karena tidak ada barang yang bisa di
beli, terlebih muncul rasa gengsi atau keegoisan penumpang lain menambah
penderitaan.
Penderitaan
merupakan realita kehidupan manusia di dunia yang tidak dapat dielakan. Orang
yang bahagia juga harus siap menghadapi tantangan hidup bila tidak yang muncul penderitaan.
Dan orang yang menghadapi cobaan yang bertubi-tubi harus berpengharapan baik
akan mendapatkan kebahagian. Karena penderitaan dapat menjadi energi untuk
bangkit berjuang mendapatkan kebahagian yang lalu maupun yang akan datang.
Akibat
penderitaan yang bermacam-macam manusia dapat mengambil hikmah dari suatu
penderitaan yang dialami namun adapula akibat penderitaan menyebabkan kegelapan
dalam kehidupan.
Sehingga
penderitaan merupakan hal yang bermanfaat apabila manusia dapat mengambil
hikmah dari penderitaan yang dialami. Adapun orang yang berlarut-larut dalam
penderitaan adalah orang yang rugi karena tidak melapaskan diri dari
penderitaan dan tidak mengambil hikmak dan pelajaran yang didapat dari
penderitaan yang dialami.
Penderitaan
juga dapat "menular" dari seseorang kepada orang lain. Misal empati
dari sanak-saudara untuk membantu melepaskan penderitaan. Atau sekedar simpati
dari orang lain untuk mengambil pelajaran dan perenungan.
Contoh
gamblam penderitaan manusia yang dapat diambil hikmahnya diantaranya tokoh
filsafat ekistensialisme Kierkegaard (1813-1855) seorang filsafat asal Denmark
yang sebelum menjadi filsafat besar, sejak masa kecil banyak mengalami
penderitaan. Penderitaan yang menimpanya, selain melankoli karena ayahnya yang
pernah mengutuk Tuhan dan berbuat dosa melakukan hubungan badan sebelum menikah
dengan ibunya, juga kematian delapan orang anggota keluarganya, termaksud
ibunya, selama dua tahun berturut-turut. Peristiwa ini menimbulkan penderitaan
yang mendalam bagi Soren Kierkegaard, dan ia menafsirkan peristiwa ini sebagai
kutukan Tuhan akibat perbuatan ayahnya. Keadaan demikian, sebelum Kierkegaard
muncul sebagai filsuf, menyebabkan dia mencari jalan membebaskan diri
(kompensasi) dari cengkraman derita dengan jalan mabuk-mabukan. Karena derita
yang tak kunjung padam, Kierkegaard mencoba mencari “hubungan” dengan Tuhannya,
bersamaan dengan keterbukaan hati ayahnya dari melankoli. Akhirnya ia menemukan
dirinya sebagai seorang filsuf eksistensial yang besar.
Penderitaan
Nietzsche (1844-1900), seorang filsuf Prusia, dimulai sejak kecil, yaitu sering
sakit, lemah, serta kematian ayahnya ketika ia masih kecil. Keadaan ini
menyebabkan ia suka menyendiri, membaca dan merenung diantara kesunyian
sehingga ia menjadi filsuf besar.
Lain lagi
dengan filsuf Rusia yang bernama Berdijev (1874-1948). Sebelum dia menjadi
filsuf, ibunya sakit-sakitan. Ia menjadi filsuf juga akibat menyaksikan
masyarakatnya yang sangat menderita dan mengalami ketidakadilan.
Sama
halnya dengan filsuf Sartre (1905-1980) yang lahir di Paris, Perancis. Sejak
kecil fisiknya lemah, sensitif, sehingga dia menjadi cemoohan teman-teman
sekolahnya. Penderitaanlah yang menyebabkan ia belajar keras sehingga menjadi
filsuf yang besar. Masih banyak contoh lainnya yang menunjukkan bahwa
penderitaan tidak selamanya berpengaruh negatif dan merugikan, tetapi dapat
merupakan energi pendorong untuk menciptakan manusia-manusia besar.
Contoh
lain ialah penderitaan yang menimpa pemimpin besar umat Islam, yang terjadi
pada diri Nabi Muhammad. Ayahnya wafat sejak Muhammad dua bulan di dalam
kandungan ibunya. Kemudian, pada usia 6 tahun, ibunya wafat. Dari peristiwa ini
dapat dibayangkan penderitaan yang menimpa Muhammad, sekaligus menjadi saksi
sejarah sebelum ia menjadi pemimpin yang paling berhasil memimpin umatnya.
Dalam
riwayat hidup Bhuda Gautama yang dipahatkan dalam bentuk relief Candi
Borobudur, terlihat adanya penderitbn. Tergambar seorang pangeran (Sidharta)
yang meninggalkan istana yang bergelimangan hata, memilih ke hutan untuk
menjadi biksu dan makan dengan cara megembara di hutan yang penuh penderitaan.
Riwayat
tokoh tokoh besar di Indonesia pun dengan penderitaan. Buya Hamka mengalami penderitaany
hebat pada masa kecil, hingga ia hanya mengecap sekolah kelas II. Namun ia
mampu menjadi orang besar pada zamanya, berkat perjuangan hidup melawan
penderitaan. Contoh lain adalah Bung Hata yang beberapa kali mengalami
pembuangan namun pada akhirnya ia dapat menjadi pemimpin bangsanya.
Ketika membaca kisah tokoh-tokoh besar
tersebut, kita dihadapkan pada jiwa besar, berani karena benar, rasa
tangung-jawab, dan sebagainya. Dan tidak ditemui jiwa munafik plin-plan,
dengki, iri dan sebagainya.
Di bawah
ini adalah beberapa contoh penderitaan yang mungkin sering kita lihat di
lingkungan kita:
1. Pemutusan hak kerja : Bagi
orang yang sudah berkeluarga mungkin penderitaan ini yang paling di takutkan
apalagi bagi seorang ayah yang mempunyai kewajiban menafkahi keluarganya,hal
ini akan berdampak buruk tidak hanya bagi sang ayah namun juga bagi keluarganya
2. Kehilangan orang tua : Hubungan kita
dengan orang tua merupakan suatu hubungan yang unik. Oleh sebab itu pasangan
diharapkan bisa memahami makna kehilangan ini. Misalnya dengan berusaha
menggantikan posisinya demi mendukung pasangan. Antara lain dengan cara selalu
berada di dekatnya, menjadi pendengar yang baik, dan selalu siap membantunya.
3. Kemiskinan : Dalam hal ini
mungkin semua orang menderita mengalami kemiskinan.namun miskin disini bukan
miskin melarat melainkan hidup pas-pasan.bagi sebagaian orang hidup seperti itu
tidak enak namun bagi orang lain mungkin hidup seperti itu lebih baik dari pada
berlimpah harta namun anggota keluarga tidak bahagia,semua di atur oleh
uang,sibuk dengan tugas masing”,tidak ada komunikasi.hal itu di buktikan dengan
adanya kata-kata ” makan ga makan yang penting kumpul”.
4. Bencana : Tidak
ada yang dapat menghindari sebuah bencana yang diberikan oleh Allah SWT.
Bencana yang datang dapat menghilangkan sebagian ataupun seluruh harta
benda yang ada, bahkan dapat mengakibatkan kehilangan anggota keluarga. Trauma
yang diakibatkan oleh bencana juga sulit untuk dipulihkan. Hal ini membutuhkan
banyak waktu untuk seseorang kembali bangkit dan hidup normal dengan membangun
kehidupannya seperti sedia kala.
2.2
Penderitaan dan Sebabnya
Sebab-sebab Timbulnya Penderitaan
1. Penderitaan yang timbul karena
perbuatan buruk manusia.
2. Penderitaan yang timbul karena
penyakit, siksaan / azab Tuhan.
2.3
Pengaruh Penderitaan
Pengaruh yang Akan Terjadi pada
Seseorang Jika Mengalami Penderitaan
Orang yang
mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap
dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap
negative. Sikap negative misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap
kecewa, putus asa, ingin bunuh diri. Sikap ini diungkapkan dalam peribahasa
“sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna”, “nasi sudah menjadi
bubur”. Kelanjutan dari sikap negative ini dapat timbul sikap anti, misalnya
anti kawin atau tidak mau kawin, tidak punya gairah hidup.
Sikap
positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan
rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan,
dan penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan. Sikap positif biasanya
kreatif, tidak mudah menyerah, bahkan mungkin timbul sikap keras atau sikap
anti, misalnya anti kawin paksa, ia berjuang menentang kawin paksa; anti ibu
tiri, ia berjuang melawan sikap ibu tiri; anti kekerasan, ia berjuang menentang
kekerasan, dll.
2.4
Studi Kasus
Penderitaan,
media masa dan seniman adalah 3 hal yang tidak bisa dipisahkan. Penderitaan
hampir merata di permukaan bumi ini, banyak kasus – kasus penderitaan seperti
kelaparan, kemiskinan, dll. Semua informasi itu bisa kita peroleh dengan sangat
mudah seiring kemajuan zaman dan pengaruh globalisasi melalui media masa, baik
itu media cetak maupun media elektronik.
Media
cetak seperti Koran, majalah, dan lain lain selalu menyajikan informasi –
informasi terbaru setiap harinya. Media elektronik pun demikian, seiring
berkembangnya teknologi yang memudahkan kita untuk menggali informasi sebanyak
– banyaknya bukan hanya melalui siaran radio dan televisi tapi kini kita bisa
mengakses informasi melalui internet, dll. Kehadiran smartphone dan gadget –
gadget canggih lainnya yang berbasis sitem operasi android dan ios pun turut
menunjang kinerja media elektronik untuk menyampaikan informasi terbaru.
Seniman,
mereka lah yang dapat menggambarkan suasana hati dalam bentuk apapun, baik itu
dalam visual maupun audio. Visual seperti lukisan, wayang, dll. Sedangkan dalam
audio mereka dapat menuangkannya kedalam lirik lagu, puisi, dan lain lain. Tapi
terkadang hasil karya mereka dapat menimbulkan suatu kontroversi bahkan
propaganda karena hasil karyanya tidak bisa diterima oleh masyarakat yang
menilainya karena adanya perbedaan pendapat dll.
Kelaparan
adalah salah satu penderitaan global yang hampir ada di setiap sudut – sudut
Negara. Bukan hanya di Negara – Negara yang tertinggal atau di dataran Afrika,
tapi di Negara – Negara besar dan super power pun masih dapat kita temukan
orang orang yang kelaparan, baik itu gelandangan, pengemis, dll.
Sudah
menjadi rahasia umum bahwa benua Afrika adalah benua yang memiliki tingkat
kelaparan paling besar di dunia. Penderita gizi buruk dan busung lapar sudah
menjadi pemandangan yang tidak asing disana. Tidak ada makanan dan tidak ada
air, yang ada hanyalah tanah yang tandus dan gersang. Tanah pun mereka makan
untuk mengganjal perut mereka tanpa memperdulikan higientias seperti orang –
orang pada umumnya. Tubuh mulai kurus dan perut kian membuncit, itulah mereka
yang hidup dalam penderitaan akibat kelaparan yang hingga kini tidak ada
solusinya. Hanya segelintir orang yang berhati mulia yang mau menolong mereka dengan
cara menjadi sukarelawan atau hanya sekedar menyumbang uang kepada penyalur,
dsb.
Mari kita
tengok Negara kita tercinta ini, disebelah timur Indonesia hampir mengalami
nasib yang sama dengan saudara – saudara kita di Afrika. Padahal Negara kita
dikenal sebagai Negara yang sangat kaya, seperti yang dituliskan dalam suatu
lirik lagu “ orang bilang tanah kita tanah surga, tongkat kayu dan batu jadi
tanaman “. Tapi nyatanya tidak semua daerah bisa mengolah sumber daya alamnya
dengan baik, bahkan kini pihak asinglah yang mengelola sumber daya alam kita.
Suatu
kesalahan besar bangsa ini mempersilahkan orang asing mengolah sumber daya kita
karena ketidak mampuan kita untuk mengolahnya, lalu mereka membawa hasil bumi
kita ke negaranya dengan harga yang murah dan dijual dengan harga yang setinggi
– tingginya, sedangkan kita bisa lihat apa yang kita dapatkan dari hasil
kerjasama ini ? tidak ada. Yang ada hanyalah sumber daya alam yang terus
menipis dan kita menjual hasil bumi kita sendiri dengan harga yang mahal di
negeri sendiri, bukankah itu bodoh ? yang kita butuhkan hanyalah seorang
pemimpin yang dapat mengambil langkah tegas untuk mengubah Indonesia menjadi
bangsa yang mandiri dan tidak bergantung kepada bangsa lain yang sebenarnya
menipu kita.
Selanjutnya
adalah media masa, mereka yang paling berjasa dalam memberikan informasi kepada
semua orang. Tiap detik di hidup kita pasti ada banyak peristiwa yang terjadi
di sekeliling kita, dan media masa akan berusaha menginformasikan peristiwa
tersebut kepada kita.
Mulai dari
radio, televisi, hingga internet, mereka siap memberikan informasi – informasi
terbaru khususnya internet yang kini sudah tidak diragukan lagi kehadirannya.
Hanya dengan mengakses salah satu situs mesin pencari dan memasukan kata kunci
yang akan kita cari, maka dengan mudahnya kita mendapatkan informasi yang kita
cari berkat adanya internet.
Dampak
penggunaan internet sendiri pun beragam, ada yang positif ada juga yang
negatif. Semua itu tergantung kepada para pengguna, bagaimana kita menyikapinya.
Dampak positifnya adalah kita dapat memperoleh informasi lebih mudah dan cepat
daripada harus mencari sumber dari buku ataupun narasumber yang akan
diwawancara. Namun ada juga dampak negatifnya, dikarenakan bebasnya akses dan
kurangnya keamanan, maka internet pun sering kali disalah gunakan. Misalanya
untuk mengakses situs – situs pornografi, bahkan anak kecil pun kini sudah bisa
mengakses situs – situs tersebut karena kurangnya keamanan dan kurangnya
perhatian dari orang tuanya.
Seniman,
kini orang hanya tahu kalau seniman itu hanya sekedar penyanyi yang tampil di
tv. Itu bukan seniman sesungguhnya. Pelukis, dalang, penyair, mereka adalah
seniman yang mampu menuangkan apa yg ada disekelilingnya menjadi sebuah karya
seni, entah itu lukisan, sajak atau puisi, cerita wayang, lirik lagu, dll.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam
materi ini kita dapet mengetahui tentang apa itu penderitaan, Kehidupan manusia
tidak akan datar pasti bergelombang maksudnya pasti ada yang menyenagkan dan
menyusahkan. Pederitaan juga memiliki hubungan yang sangat erat dengan manusia,
rasa sakit, siksaan menuntut manusia auntuk bankit nenjadi lebih baik namun ada
yang tidak kuat sehingga terjadi kekalutan Mental. Apa bila manusia tidak mampu
melewati sesuai denan khaidah agama manusia akan mendapat penderitaan di
akhirat berupa pemyiksaan di dalam neraka.
Dalam
menghadapi penderitaan setiap orang pasti melakukan hal yang berbeda untuk
menahan atau menyikapinya, ada yang menyikapinya dengan tindakan positif dan
negatif, misalkan yang positif ia akan lebih berusaha agar tidak mendapatkan
penderitaan yang ia sudah alami bahkan bisa menjadikannya sebagai sebuah
peluang dalam melakukang sebuah inovasi baru, sedangkan yang negatif ia akan
trauma dan membuat kondisi ia menjadi labil karena terlalu berlebihan mengikapi
penderitaannya dan bahkan sampai ingin bunuh diri. Untuk itu kesehatan rohani
setiap orang harus dijaga agar terhindar dari kekalutan mental yang bisa
merusak psikis kita.
3.2 Saran
Diharapkan
kalangan mahasiswa dan pembaca dapat melakukan penelitian lebih lanjut pada sub
bab. Mengingat luasnya pembahasan dalam makalah ini. Sehingga dapat memahami
lebih dalam.
DAFTAR
PUSTAKA
http://eresha97.blogspot.com/2013/11/tugas-2-ilmu-budaya-dasar-tentang.html
http://ochaayu.blogspot.com/2010/04/pengertian-penderitaan.html
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/03/tugas-ibd-manusia-dan-penderitaan-minggu3/
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/03/tugas-ibd-manusia-dan-penderitaan-minggu3/