Sabtu, 03 Mei 2014

Tugas Analisis Konvensi Capres Partai Demokrat



KONVENSI CALON PRESIDEN
PARTAI DEMOKRAT
konvensi partai demokrat


Pemilihan Umum (Pemilu) 2014 kian dekat. Tiap partai politik tengah mempersiapkan diri. Ada yang sudah mantap mendeklarasikan calon presiden yang akan diusungnya. Ada juga yang masih menimbang-nimbang calonnya. Ada pula yang membuka konvensi. Pilihan konvensi tentu lebih baik dari mekanisme penjaringan calon presiden lain.
A.    Pengertian Konvensi
Arti dari Konvensi calon presiden (capres) adalah suatu bentuk penggagasan seseorang untuk dimajukan menjadi capres dimana orang tersebut belum tentu merupakan kader partai yang mengajukan tetapi karena dinilai mampu dan kompeten.
Konvensi capres di Indonesia dicetuskan oleh Partai Demokrat yang disambut positif oleh sejumlah parpol besar di tanah air. Ketua DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Ahmad Yani berkomentar, "Insya Allah Partai Konvensi Demokrat kelak akan bisa menghadirkan kader yang terbaik bagi bangsa."
Konvensi bertujuan untuk mencari calon presiden terbaik dan konvensi capres akan membuka ruang kepada anak-anak bangsa yang berpotensi untuk diikut sertakan dan dapat memimpin Indonesia. Mekanisme konvensi dianggap sebagai model terbaik dalam menentukan capres berkualitas.
Langkah konvensi capres diharapkan dapat memberikan terobosan dan gairah terhadap publik. Hal itu dikarenakan selama beberapa pemilu terakhir ini angka persentase golongan putih (golput) yang tidak menggunakan hak pilihnya pada pemilu dalam setiap pemilihan presiden ataupun kepala daerah terbilang tinggi dan terus meningkat.
Juru Bicara DPP Partai Demokrat Ruhut Sitompul mengaku bahwa partainya telah melakukan survei internal terkait elektabilitas 11 kandidat Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat. Hasilnya, posisi pertama diduduki oleh Dahlan Iskan, disusul Pramono Edhie Wibowo.
"Dahlan Iskan dan Pramono Edhie Wibowo berada di posisi pertama dan kedua," kata Ruhut di Sekretariat Konvensi Demokrat, Jakarta Selatan, Rabu (8/1/2014).
Namun, Ruhut tak membeberkan presentase dan informasi lebih detail terkait survei internal tersebut. Hanya, menurutnya, seluruh petinggi Demokrat telah melakukan evaluasi untuk pemenangan pemilu legislatif dan memenangkan pemenang konvensi dalam pemilu presiden periode 2014-2019.
Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat itu menambahkan, evaluasi digelar di kediaman Ketua Umum DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono di Cikeas, Bogor, beberapa waktu lalu. Saat itu, hadir beberapa petinggi Demokrat seperti Jero Wacik, EE Mangindaan, Roy Suryo, dan lainnya.
Secara pribadi, Ruhut yakin Pramono Edhie akan keluar jadi pemenang konvensi. Salah satu alasannya adalah karena adik ipar SBY itu dianggapnya sebagai kandidat paling komplet dan merakyat.
Saat ini, konvensi ini telah memasuki babak baru. Mulai 6 hingga 9 Januari 2014, setiap kandidat diberikan waktu untuk menyampaikan gagasannya. Setelah melewati babak ini, selanjutnya para kandidat akan masuk tahapan debat antarkandidat.
Penentuan pemenang akan dilakukan setelah debat dan didasarkan hasil survei yang dilakukan lembaga survei eksternal. Meski demikian, kepastian pencapresan tergantung perolehan Demokrat dalam pileg pada April 2014 lantaran ada syarat ambang batas pengusungan capres-cawapres.
B.     Dampak internal
Beberapa pengamat mengatakan bahwa alih-alih mendulang suara konvensi ini malah akan membuat perpecahan atau friksi di internal Demokrat?  Komentar dari  Syarifuddin Hasan sebagai Ketua Harian DPP Partai Demokrat adalah  Saya yakin itu tidak akan terjadi. Semua program ini telah diketahui dan disepakati semua kader Partai Demokrat di seluruh Indonesia. Tidak ada satu pun yang menolak. Mereka semua pada mendukung. Jadi, tidak akan mungkinlah terdapat friksi-friksi yang sebegitu jauhnya seperti yang diprediksi kawan-kawan itu.
C.     Dampak bagi masyarakat
Konvensi Capres Partai Demokrat sama sekali tidak berdampak pada elektabilitas. Konvensi Demokrat sama sekali  tidak ada gaungnya di masyarakat. Apalagi pemberitaan di media juga sangat sedikit, sehingga tidak menimbulkan efek pengingat di publik.
Demikian disampaikan peneliti Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Djayadi Hanan, kepada Rakyat Merdeka Online, Minggu malam (9/3).
"Harusnya gembar-gembor konvensi ini dilakukan secara nasional, diberitakan media-media nasional. Tapi ini kan tidak. Intensitas pemberitaan masih sangat rendah," ungkap Djayadi.
Kalau Demokrat ingin menjadi penantang setimpal bagi PDIP dan Golkar, lanjut Djayadi, yang harus dilakukan adalah mengoptimalkan para caleg-caleg incumbent dari DPR sampai DPRD kota/kabupaten. Kalau mereka semua turun secara massif ke masyarakat secara langsung, akan jadi kekuatan yang bisa diperhitungkan.
"Jumlah anggota DPR incumbent Demokrat kan sangat banyak. Di seluruh Indonesia tercatat ada 4 ribu orang. Kalau semuanya turun secara massif, Demokrat akan mengalami peningkatan yang tinggi," imbuhnya

http://www.rmol.co/read/2014/03/10/146723/Konvensi-Demokrat-Tak-Menimbulkan-Efek-Pengingat-di-Publik-



KONVENSI CALON PRESIDEN
PARTAI DEMOKRAT
konvensi partai demokrat


Pemilihan Umum (Pemilu) 2014 kian dekat. Tiap partai politik tengah mempersiapkan diri. Ada yang sudah mantap mendeklarasikan calon presiden yang akan diusungnya. Ada juga yang masih menimbang-nimbang calonnya. Ada pula yang membuka konvensi. Pilihan konvensi tentu lebih baik dari mekanisme penjaringan calon presiden lain.
A.    Pengertian Konvensi
Arti dari Konvensi calon presiden (capres) adalah suatu bentuk penggagasan seseorang untuk dimajukan menjadi capres dimana orang tersebut belum tentu merupakan kader partai yang mengajukan tetapi karena dinilai mampu dan kompeten.
Konvensi capres di Indonesia dicetuskan oleh Partai Demokrat yang disambut positif oleh sejumlah parpol besar di tanah air. Ketua DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Ahmad Yani berkomentar, "Insya Allah Partai Konvensi Demokrat kelak akan bisa menghadirkan kader yang terbaik bagi bangsa."
Konvensi bertujuan untuk mencari calon presiden terbaik dan konvensi capres akan membuka ruang kepada anak-anak bangsa yang berpotensi untuk diikut sertakan dan dapat memimpin Indonesia. Mekanisme konvensi dianggap sebagai model terbaik dalam menentukan capres berkualitas.
Langkah konvensi capres diharapkan dapat memberikan terobosan dan gairah terhadap publik. Hal itu dikarenakan selama beberapa pemilu terakhir ini angka persentase golongan putih (golput) yang tidak menggunakan hak pilihnya pada pemilu dalam setiap pemilihan presiden ataupun kepala daerah terbilang tinggi dan terus meningkat.
Juru Bicara DPP Partai Demokrat Ruhut Sitompul mengaku bahwa partainya telah melakukan survei internal terkait elektabilitas 11 kandidat Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat. Hasilnya, posisi pertama diduduki oleh Dahlan Iskan, disusul Pramono Edhie Wibowo.
"Dahlan Iskan dan Pramono Edhie Wibowo berada di posisi pertama dan kedua," kata Ruhut di Sekretariat Konvensi Demokrat, Jakarta Selatan, Rabu (8/1/2014).
Namun, Ruhut tak membeberkan presentase dan informasi lebih detail terkait survei internal tersebut. Hanya, menurutnya, seluruh petinggi Demokrat telah melakukan evaluasi untuk pemenangan pemilu legislatif dan memenangkan pemenang konvensi dalam pemilu presiden periode 2014-2019.
Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat itu menambahkan, evaluasi digelar di kediaman Ketua Umum DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono di Cikeas, Bogor, beberapa waktu lalu. Saat itu, hadir beberapa petinggi Demokrat seperti Jero Wacik, EE Mangindaan, Roy Suryo, dan lainnya.
Secara pribadi, Ruhut yakin Pramono Edhie akan keluar jadi pemenang konvensi. Salah satu alasannya adalah karena adik ipar SBY itu dianggapnya sebagai kandidat paling komplet dan merakyat.
Saat ini, konvensi ini telah memasuki babak baru. Mulai 6 hingga 9 Januari 2014, setiap kandidat diberikan waktu untuk menyampaikan gagasannya. Setelah melewati babak ini, selanjutnya para kandidat akan masuk tahapan debat antarkandidat.
Penentuan pemenang akan dilakukan setelah debat dan didasarkan hasil survei yang dilakukan lembaga survei eksternal. Meski demikian, kepastian pencapresan tergantung perolehan Demokrat dalam pileg pada April 2014 lantaran ada syarat ambang batas pengusungan capres-cawapres.
B.     Dampak internal
Beberapa pengamat mengatakan bahwa alih-alih mendulang suara konvensi ini malah akan membuat perpecahan atau friksi di internal Demokrat?  Komentar dari  Syarifuddin Hasan sebagai Ketua Harian DPP Partai Demokrat adalah  Saya yakin itu tidak akan terjadi. Semua program ini telah diketahui dan disepakati semua kader Partai Demokrat di seluruh Indonesia. Tidak ada satu pun yang menolak. Mereka semua pada mendukung. Jadi, tidak akan mungkinlah terdapat friksi-friksi yang sebegitu jauhnya seperti yang diprediksi kawan-kawan itu.
C.     Dampak bagi masyarakat
Konvensi Capres Partai Demokrat sama sekali tidak berdampak pada elektabilitas. Konvensi Demokrat sama sekali  tidak ada gaungnya di masyarakat. Apalagi pemberitaan di media juga sangat sedikit, sehingga tidak menimbulkan efek pengingat di publik.
Demikian disampaikan peneliti Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Djayadi Hanan, kepada Rakyat Merdeka Online, Minggu malam (9/3).
"Harusnya gembar-gembor konvensi ini dilakukan secara nasional, diberitakan media-media nasional. Tapi ini kan tidak. Intensitas pemberitaan masih sangat rendah," ungkap Djayadi.
Kalau Demokrat ingin menjadi penantang setimpal bagi PDIP dan Golkar, lanjut Djayadi, yang harus dilakukan adalah mengoptimalkan para caleg-caleg incumbent dari DPR sampai DPRD kota/kabupaten. Kalau mereka semua turun secara massif ke masyarakat secara langsung, akan jadi kekuatan yang bisa diperhitungkan.
"Jumlah anggota DPR incumbent Demokrat kan sangat banyak. Di seluruh Indonesia tercatat ada 4 ribu orang. Kalau semuanya turun secara massif, Demokrat akan mengalami peningkatan yang tinggi," imbuhnya

http://www.rmol.co/read/2014/03/10/146723/Konvensi-Demokrat-Tak-Menimbulkan-Efek-Pengingat-di-Publik-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar