KONVENSI CALON PRESIDEN
PARTAI DEMOKRAT
Pemilihan Umum
(Pemilu) 2014 kian dekat. Tiap partai politik tengah mempersiapkan diri. Ada
yang sudah mantap mendeklarasikan calon
presiden yang akan diusungnya. Ada juga yang masih menimbang-nimbang calonnya.
Ada pula yang membuka konvensi. Pilihan konvensi tentu lebih baik
dari mekanisme penjaringan calon presiden
lain.
A. Pengertian Konvensi
Arti dari Konvensi calon
presiden (capres) adalah suatu bentuk penggagasan seseorang untuk dimajukan
menjadi capres dimana orang tersebut belum tentu merupakan kader partai yang
mengajukan tetapi karena dinilai mampu dan kompeten.
Konvensi capres di Indonesia
dicetuskan oleh Partai Demokrat
yang disambut positif oleh sejumlah parpol besar di tanah air. Ketua DPP Partai
Persatuan Pembangunan (PPP), Ahmad
Yani berkomentar, "Insya Allah Partai Konvensi Demokrat kelak akan bisa
menghadirkan kader yang terbaik bagi bangsa."
Konvensi bertujuan untuk
mencari calon presiden terbaik dan konvensi capres akan membuka ruang kepada
anak-anak bangsa yang berpotensi untuk diikut sertakan dan dapat memimpin
Indonesia. Mekanisme konvensi dianggap sebagai model terbaik dalam menentukan capres
berkualitas.
Langkah konvensi capres
diharapkan dapat memberikan terobosan dan gairah terhadap publik. Hal itu
dikarenakan selama beberapa pemilu terakhir
ini angka persentase golongan putih (golput) yang tidak menggunakan hak
pilihnya pada pemilu dalam setiap pemilihan presiden ataupun kepala daerah
terbilang tinggi dan terus meningkat.
Juru
Bicara DPP Partai Demokrat Ruhut Sitompul mengaku bahwa partainya telah
melakukan survei internal terkait elektabilitas 11 kandidat Konvensi Calon
Presiden Partai Demokrat. Hasilnya, posisi pertama diduduki oleh Dahlan Iskan,
disusul Pramono Edhie Wibowo.
"Dahlan
Iskan dan Pramono Edhie Wibowo berada di posisi pertama dan kedua," kata
Ruhut di Sekretariat Konvensi Demokrat, Jakarta Selatan, Rabu (8/1/2014).
Namun,
Ruhut tak membeberkan presentase dan informasi lebih detail terkait survei
internal tersebut. Hanya, menurutnya, seluruh petinggi Demokrat telah melakukan
evaluasi untuk pemenangan pemilu legislatif dan memenangkan pemenang konvensi
dalam pemilu presiden periode 2014-2019.
Anggota
Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat itu menambahkan, evaluasi digelar di
kediaman Ketua Umum DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono di Cikeas,
Bogor, beberapa waktu lalu. Saat itu, hadir beberapa petinggi Demokrat seperti
Jero Wacik, EE Mangindaan, Roy Suryo, dan lainnya.
Secara
pribadi, Ruhut yakin Pramono Edhie akan keluar jadi pemenang konvensi. Salah
satu alasannya adalah karena adik ipar SBY itu dianggapnya sebagai kandidat
paling komplet dan merakyat.
Saat
ini, konvensi ini telah memasuki babak baru. Mulai 6 hingga 9 Januari 2014,
setiap kandidat diberikan waktu untuk menyampaikan gagasannya. Setelah melewati
babak ini, selanjutnya para kandidat akan masuk tahapan debat antarkandidat.
Penentuan
pemenang akan dilakukan setelah debat dan didasarkan hasil survei yang
dilakukan lembaga survei eksternal. Meski demikian, kepastian pencapresan
tergantung perolehan Demokrat dalam pileg pada April 2014 lantaran ada syarat
ambang batas pengusungan capres-cawapres.
B. Dampak internal
Beberapa pengamat mengatakan
bahwa alih-alih mendulang suara konvensi ini malah akan membuat perpecahan atau
friksi di internal Demokrat? Komentar
dari Syarifuddin Hasan sebagai Ketua
Harian DPP Partai Demokrat adalah Saya
yakin itu tidak akan terjadi. Semua program ini telah diketahui dan disepakati
semua kader Partai Demokrat di seluruh Indonesia. Tidak ada satu pun yang
menolak. Mereka semua pada mendukung. Jadi, tidak akan mungkinlah terdapat
friksi-friksi yang sebegitu jauhnya seperti yang diprediksi kawan-kawan itu.
C. Dampak
bagi masyarakat
Konvensi Capres Partai
Demokrat sama sekali tidak berdampak pada elektabilitas. Konvensi Demokrat sama
sekali tidak ada gaungnya di masyarakat. Apalagi pemberitaan di media
juga sangat sedikit, sehingga tidak menimbulkan efek pengingat di publik.
Demikian disampaikan peneliti
Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Djayadi Hanan, kepada Rakyat
Merdeka Online, Minggu malam (9/3).
"Harusnya gembar-gembor
konvensi ini dilakukan secara nasional, diberitakan media-media nasional. Tapi
ini kan tidak. Intensitas pemberitaan masih sangat rendah," ungkap
Djayadi.
Kalau Demokrat ingin menjadi
penantang setimpal bagi PDIP dan Golkar, lanjut Djayadi, yang harus dilakukan
adalah mengoptimalkan para caleg-caleg incumbent dari DPR sampai DPRD
kota/kabupaten. Kalau mereka semua turun secara massif ke masyarakat secara
langsung, akan jadi kekuatan yang bisa diperhitungkan.
"Jumlah anggota DPR incumbent
Demokrat kan sangat banyak. Di seluruh Indonesia tercatat ada 4 ribu orang.
Kalau semuanya turun secara massif, Demokrat akan mengalami peningkatan yang
tinggi," imbuhnya
http://www.rmol.co/read/2014/03/10/146723/Konvensi-Demokrat-Tak-Menimbulkan-Efek-Pengingat-di-Publik-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar